Malam ini bulan dilangit hanya memancarkan
sinarnya sebagian saja. Tak sampai setengah hati, ia bahkan hanya ikhlas
memberikannya seperempat. Sama seperti tahun ini yang berakhir dengan angka
empat...
Cerita ini tak datang dari pengalamanku. Ini adalah
pengamatanku, tentang beberapa kejadian yang aku lihat dan aku dengar, tak
sepenuhnya. Toh aku tak ingin mendengarnya dari awal hingga akhir. Keacuhanku
lebih tinggi dibandingkan rasa ingin tahuku. Aku tak ingin ikut berada di
dalamnya.
Kau tahu apa arti sebuah hubungan? Dan apalah arti
sebuah ikatan? Akupun tak tahu. Yang aku tahu, ia bukan sekedar sebuah kata
yang sering kita dengar, karna mungkin Tuhan menciptakannya dengan maksud dan
tujuan tertentu.
Ia yang ia adalah seorang perempuan. Ia mempunyai
seorang pendamping. Meskipun itu belum sah secara agama dan hukum, tapi
setidaknya itu sah secara hati. Bukankah setiap orang mengiyakan sesuatu atas
dasar kesadaran hati dan fisik?? Pendampingnya berada jauh entah dimana berada.
Bukan sesuatu yang tak jelas atau antah berantah, bahkan sebuah komunikasi
masih tercipta sangat rapi dan intens. Entah apa yang terjadi pada hati
perempuan ini, ia hanya bertemu dengan orang lain. Yah, Tuhan mempertemukannya
dengan laki-laki lain. Yang mungkin lebih baik, lebih ada, dan lebih nyaman
untuk ia rasa saat ini. Ia hanya merasa baik-baik saja saat melakukan
komunikasi dengan laki-laki ini. Sekalipun ia masih mengingat
pendampingnya. Ia menikmati hubungan
itu, yang entah gelap atau terang. Entah adakah suatu harapan, atau hanya
sebuah permainan. Hubungan ini tak berlangsung lama, karna di tengah jalan,
perempuan ini mengingat pendamping yang lebih dulu ada. Rasa bersalah itu
datang hingga ia mengakhirinya pelan-pelan. Aku tahu itu pelan, namun itu
pasti.
Dan yang ini, ia adalah seorang perempuan jua. Ia sama,
mempunyai seorang pendamping yang entah bagaimana karakteristiknya. 2 tahun
bukanlah waktu yang sebentar saat kau mulai memutuskan untuk bersama dengan
seseorang. Dan ia, dihadapkan oleh Tuhan dengan seorang laki-laki yang juga
sudah mempunyai pendamping. Hanya bedanya, laki-laki ini mempunyai jarak sebagai pemisah antara ia dan pendampingnya. Tapi sepertinya itu tak menjadi
masalah baginya, toh sampai detik ini
mereka masih saling mengikat. Ia perempuan dan dia laki-laki yang entah seperti
apa dan bagaimana rencana Tuhan, mereka mempunyai hubungan yang amat sangat
dekat. Lebih dekat dan lebih intim dibandingkan hubungan mereka dengan
pendamping mereka masing-masing. Sampai kapan hubungan mereka berlangsung?? Hingga
sekarang. Ini bukan waktu yang singkat, bahkan mempertahankan cintamu kepada
seseorang dalam waktu 6 bulan saja bukan sesuatu yang mudah. Entah ikatan apa
yang mereka buat, entah hubungan apa yang ada diantara mereka.
Awal kali aku mendengar kedua cerita ini, aku
hanya tersenyum dan mengucap tak apa, toh
hubungan kalian masih belum dalam tahap sah. Jadi sebenarnya apapun yang ingin
kalian lakukan, lakukanlah. Toh kalian juga tak pernah meminta kepada Tuhan
untuk saling dipertemukan. Untuk mempunyai sebuah ruangan hati yang
tanpa sadar kosong kemudian kalian berikan kepadanya. Aku tahu aku pernah
mengucap itu, dan aku tahu sekarang. ITU SALAH.
Pernahkah kau berfikir jika kau berada pada posisi
pendamping dari mereka? Bukan permasalahan kalian sudah berupaya setengah mati
untuk setia tapi nyatanya pasangan kalian tak bisa setia. Bukan. Permasalahannya
adalah bagaimana kalian bisa menghargai pasangan kalian sendiri. Pernahkah kalian
berfikir bahwa hal sepele dapat membuat seseorang merasa tak dihargai. Apa yang
mereka lakukan adalah suatu sikap yang mungkin
tidak menghargai pasangannya. Aku bukan Tuhan, aku tak mau berkata itu benar
atau salah. Yang jelas apa yang ia lakukan ialah sama saja dengan menyakiti
pendamping mereka pelan pelan, menurutku. Menyakiti orang dengan sebuah kejujuran lebih baik
dibanding engkau harus berbohong hingga suatu saat nanti pun toh endingnya kau
akan berkata tidak.
Hubungan itu bukan suatu permasalahan kau mencintainya
lalu kau ingin menjadikannya sebagai pendampingmu. Hubungan itu adalah sebuah
komitmen. Komitmen bagaimana kau bisa menjaga hatimu untuk satu orang, Sekalipun
mungkin suatu ketika nanti Tuhan mempertemukan kamu dengan seseorang yang lebih
baik dari pendampingmu saat ini. Ada yang pernah bertanya padaku, jika
seseorang selingkuh disaat dia sudah mempunyai pasangan, mana yang seharusnya
ia pilih? Jika aku boleh memilih, aku akan memilih pasanganku yang terlebih
dahulu ada bersamaku. Sebuah kesalahan terbesar jika kau meninggalkan seseorang
yang sudah lama bersama denganmu hanya untuk seseorang yang baru kecuali, jika
kau memang mempunyai alasan yang begitu kuat..
Itulah komitmen, dimana didalamnya ada sebuah rasa
untuk saling menghargai dan menjaga, mencintai dan memeluk erat. Komitmen bukan
sebuah upaya untuk mengekang. Apalah arti sebuah kekangan jika ia tak bisa
menjaga hatinya. Berilah ia kebebasan, sebebas ia bisa memilih dan melihat siapapun yang ada di dunia ini namun akhirnya ia akan jatuh ke dalap dekapanmu jua, dengan upayanya yang selalu berusaha menjaga hatinya. Komitmen itu indah jika dibandingkan dengan sebuah
jalinan hubungan. Tak ada yang bisa mengukur komitmen. Komitmen hanya bisa diukur oleh orang yang merasa dan Tuhan, si Empunya hati. Mempertahankan bukanlah suatu hal yang mudah dibandingkan
untuk memulai. Tapi dari mempertahankan kau akan belajar bayak hal. Kau ingin
tahu itu apa? Cobalah dulu untuk mempertahankan. Kau akan tahu itu sendiri..
Kini rasanya ingin menangis. Mendengar dan merasa. Sesuatu yang seharusnya tak ingin kau dengar dan kau tahu tapi Tuhan terasa memberi tahukan itu semua kepadamu
Percayalah, jangan pernah mencoba menyianyiakan seseorang yang berada disampingmu saat ini, yang berusaha menjaga hatinya untukmu hingga kini. Tuhan tak pernah tidur..
Percayalah, jangan pernah mencoba menyianyiakan seseorang yang berada disampingmu saat ini, yang berusaha menjaga hatinya untukmu hingga kini. Tuhan tak pernah tidur..
Komentar