Hai,
apa kabar blogku yang sudah mulai kusam karna lama tak aku sentuh? Hahha
Beberapa hari ini hati terasa
tertutup, untuk mendapatkan inspirasi dari sekelilingpun rasanya susah sekali.
Aku ingin menangis, tapi aku tak tahu bagaimana caranya agar airmata ini
menetes sedikit saja. Mungkin aku harus membeli tetes mata dulu.hahha
Ini malam bukan pertama kalinya
aku tak bisa menatap bulan dan bintang yang tertutup oleh awan mendung *postingan ini seharusnya aku upload dr semalam -_-*. Malam
ini sama seperti malam-malam sebelumnya, yang tak bersinar, hanya ada angin
dingin yang bertiup. Sama seperti sebuah malam yang sempat aku lalui di
Bandungan, sebuah tempat wisata di Semarang. Suasananya yang hening dan dingin
membuatku rindu akan keindahan alamnya. Bandungan, letaknya yang tinggi membuat
daerah itu berhawa sejuk dan dingin. Tak heran jika disana banyak tempat
lokalisasi yang mungkin juga akan berdampak besar pada kehidupan masyarakatnya.
Mungkin
Aku tak akan menyebut bagaimana
keadaan lokalisasi disana, bagaimana wanita pencari malam bekerja. Aku tak akan
berkata apa-apa, karna aku belum pernah berbincang secara langsung dengan
mereka. Mungkin suatu saat nanti jika Tuhan mengijinkanku, aku dapat menulis
tentang mereka. Tentang mereka yang sebenarnya tak seburuk seperti apa yang kita
fikir…
Ini adalah foto anak-anak
Bandungan. Di salah satu sekolah dasar negeri. Kamu bisa melihat kepolosan anak-anak yang
akan membuatmu tersenyum dalam sekejap. Tapi mereka juga yang akan membantumu
menangis…
Tiga anak ini adalah siswa
kelas 4. Dan hari itu adalah hari dimana aku mengadakan penyuluhan ke SD
N tersebut. Kepala puskesmas daerah itu meminta bantuan kami yang sedang
melakukan praktikum di daerah Bandungan untuk memberikan sosialisasi pada mereka. Awalnya aku fikir aku akan memberikan
penyuluhan dengan tema PHBS, gadget, atau sekedar hanya memberikan motivasi.
Aku salah.
“Seminggu yang lalu ada anak
kelas 3 SD di SD N itu tertangkap sedang mabuk karena minum oplosan”
Percaya? Tidak. Anak desa yang
jauh dari hiruk pikuk kota.
Penyuluhan kami awali dengan
berbagai suasana ceria yang dibawa oleh anak-anak. Ketika sampai pada materi
miras, aku mencoba bertanya sedikit tentang miras.
“tahu ga miras itu apa? Siapa
yang bisa menyebutkan contohnya?”
“bintang, ciu…” masih banyak
merk yang mereka sebutkan. Aku lupa mereka menyebutkan apa saja. Dalam sekejap
aku hanya bisa terdiam. Bahkan anak-anak
ini mengetahui merk miras lebih banyak dari yang aku tahu. Sampai tahap manakah
anak-anak ini menyentuh miras?? apa yang terjadi dengan mereka?
Anak dan masanya. Masa
anak-anak adalah masa yang selalu kita rindukan, bukan karna kita ingin menjadi
kecil lagi. tapi karna ia menyimpan seribu satu bahagia dan senyuman. Namun
jika masa anak-anak yang terjadi sekarang adalah seperti ini, masih adakah
kerinduan itu nantinya?
Masih teringat dengan jelas saat
memiliki jumlah kelereng terbanyak adalah suatu kebanggaan tersendiri, kartu
hello kitty yang bertumpuk disudut kamar atau amarah orangtua karna lupa waktu
bermain suramanda. Sekarang itu tak ada lagi, setiap orangtua memberikan
anaknya gadget dengan teknologi yang begitu canggih. Hingga seolah mereka tak
membutuhkan teman lagi, karna gadget sudah menjadi sahabat setianya. Setiap
orangtua sibuk dengan urusannya yang mereka sebut itu adalah untuk anak mereka,
hingga mereka terkadang lupa bahwa anak juga membutuhkan waktu dengan orangtua.
Mereka berkembang dengan sangat mandiri, mental; fisik; ucapan; tindakan. Nyaris
tak ada upaya penyaringan. Semua yang mereka lihat dan mereka dengar adalah apa
yang mereka tiru.
Hai para mahasiswa, pernah
melaksanakan KKN?? Program kerja yang mungkin kalian lakukan adalah sosialisasi
di SD ataupun anak-anak. Pernah kalian berfikir terlebih dahulu apa yang akan kalian
ajarkan pada mereka? Makanan apa yang hendak kau berikan kepada anak-anak?
Pernahkah saat kalian mengajarkan sesuatu kepada mereka kalian berfikir bahwa aku sedang mengajarkan sesuatu kepada calon
pemimpin bangsa, yang suatu saat nanti mereka adalah pembangun negeriku. Mungkin
tidak. Tak banyak orang yang berfikir tentang itu, yang ia fikir hanya
formalitas kampus. Bahkan pernah suatu ketika aku mendengar, program paling gampang itu anak-anak. Mereka
ga bakal protes kalo kita kasih tahu. Kan mereka ga tau apa-apa. Kita salah
juga ga bakal ketahuan…itukah mahasiswa???
Masa anak-anak sekarang memang
berbeda, sangat berbeda dengan masa anak-anak kita dulu. Kita tak mungkin bisa merubah
zaman, sama seperti kita yang tak mungkin bisa merubah masa anak-anak sekarang.
Tapi kita masih bisa mengawasi dan membimbing mereka. Mereka anak-anak yang
lebih modern dari kita atau mereka anak-anak yang terkadang mempunyai harapan tipis.
Setipis kapas yang dapat terbang dan terbakar dalam sekejap. Diam bukan berarti
emas, merubah semua anak-anakpun mustahil kita lakukan. lalu apa yang bisa kita
lakukan sekarang?
Cintailah mereka, sama seperti
kamu mencintai masa depanmu. Ajarkanlah kepada mereka nilai-nilai sosial dan
nasionalisme yang tinggi. Tidak harus dengan kamu berbicara didepan anak satu
kelas dari suatu sekolah dasar. Lakukan itu pada anak-anak disekelilingmu,
anak-anak yang ada di depan matamu sekarang. Jangan batasi mereka, tapi arahkan
dan beri mereka pengertian tentang apa yang disebut baik dan buruk… bahwa dunia
itu luas. Seluas mereka bisa menggapai mimpi mereka
"selamanya kita tak akan pernah bisa merubah dunia, tapi dunia akan berubah jika kita mulai merubah diri kita sendiri"
-NSR-
Komentar