Awan
mendung malam ini menyapa setiap makhluk yang ada di bumi. Hanya ada beberapa
cahaya lampu dan bulan yang menyambut datangnya malam ini, sabtu malam. Ini
adalah malam yang ditunggu setiap insan manusia untuk merasakan suatu
kebahagiaan. Malam ini adalah hari perayaan dimana setiap pasangan bisa menemui
dambaan hati, pengisi hati dengan beribu cinta. Cinta yang membuat setiap orang
merasa bahagia karna ia menghadirkan beragam warna dalam kehidupan..
Entah
bahagia atau kehancuran yang aku rasa. Handphoneku berdering,
menderingkan notifikasi sebuah kotak masuk yang hadir. Senyum mengembang
diwajah ini, notifikasi itu datang dari seseorang yang memang ditunggu dan
dirindukan
Rasa
bahagia itu hilang dalam sekejap. Bukan, bukan karna ia melakukan sebuah
kesalahan hingga membuat hati ini sedikit terasa terluka. Bukan pula karna ia
hadir menderingkan kotak masuk dalam handphoneku. Aku bahagia, bahkan
sangat bahagia karna senyum ini berhasil hadir dalam hati..
Malam
ini aku melakukan suatu perjalanan. Tak sendirian, namun bersama beberapa teman.
Kita pergi menuju pusat keramaian kota. Me-refresh otak sejenak,
mencairkan suasana dan membangun sebuah keakraban. Seharusnya tak ada suatu
kesedihan yang tersirat dalam hati ini. Namun entah apa yang terjadi dalam akal
pikiran ini, rasanya ingin menangis. Detak jantung ini berjalan lebih cepat
dari biasanya. Sebuah kekhawatiran dan ketakutan datang. Tuhan...bahkan aku
tak mempunyai hak sedikitpun untuk merasakan hal itu. Namun jika rasa itu ada,
apa yg harus aku lakukan sekarang??
Kami
memutuskan untuk mengelilingi town square. Bermaksud mencari sebuah
tempat yang dapat kami singgahi untuk sekedar sharing atas apa yang kami rasakan. Kami duduk dekat dengan penjaja bakso. Kami fikir
tempat itu cukup strategis untuk digunakan sebagai tongkrongan. Ini adalah awal
dari segalanya. Segala rasa yang terlalu sakit untuk dirasa.
Sebuah
permainan yang dimainkan, merujuk pada seorang perempuan Seorang
perempuan cantik. Tak mempunyai salah. Terlampau sempurna. Setiap orang mungkin
bisa melihat dengan mata telanjang bahwa ia jauh lebih baik dari diri ini. Ia
adalah perempuan yang pernah mengisi hati seorang lelaki yang sering
terpikirkan oleh akal ini, meski tak pernah sedetikpun aku meminta Tuhan untuk
membuat akal ini selalu mengingatnya. Dahulu sempat aku bertanya pada lelaki itu, aku
beri sebuah pertanyaan singkat namun menjawab semua yang ada diotakku. Bagaimana
perasaanmu dengannya saat ini?? Sebuah pandangan ragu-ragu mengukir jawaban
iya, namun mulutnya terasa terkunci. Entah karena apa. Hanya tidak tahu
yang ia ucapkan. Dan malam ini ketika Engkau berkehendak
perempuan cantik itu menjawab teka tekiku, aku memberanikan diri untuk menanyakan hal yang sama, hal
yang juga sempat aku tanyakan kepada lelaki itu. Jawaban yang sama bahkan nyaris sama. Aku ga tau. Aku tahu mereka tak membuat suatu hubungan yang
berbeda dengan yang lain, mungkin. Aku tak tahu, benar-benar tak tahu. Aku
tak tahu apa yang aku rasakan saat ini..
Tuhan,
ini perih. Ingin rasanya meneteskan air mata yang terpendam dalam pelupuk mata.
Namun larangan untuk tak melakukan itu lebih keras. Aku akan bersamanya untuk
beberapa waktu. Lalu apa yang harus aku perlihatkan padanya??
Bukan,
bahkan aku sama sekali tak membencinya. Kebencian itu tak ada. Aku hanya merasa
sedikit iri karna dia berhasil mengisi hati lelaki itu dengan cintanya, pernah
dan apakah itu sampai sekarang aku tak tahu. Bahkan aku masih sangat bisa
merasa hati perempuan cantik itu masih terbuka untuk lelaki itu, hanya ada
beberapa hal yang membuatnya seperti tak ingin melanjutkan. Aku tak peduli. Sama sekali tak peduli. Aku tak bisa berkata dan
berbuat apapun. Aku hanya melakukan hal yang tak membuatku terlihat sakit. Aku
hanya ingin melakukan hal yang dapat menutupi perasaan ini. Tak ingin ada sebuah atau bahkan banyak perubahan ekspresi dalam diri
ini. Dalam hal apapun
Tuhan.Bahkan
aku tak tahu bagaimana cara untuk meluapkan rasa ini. Semua rasa yang sudah
terasa sedikit menyiksa. Rasa cinta dan cemburu yang hadir dalam satu waktu.
Keinginan mencinta yang semakin besar hingga aku sendiri tak tahu bagaimana
cara mengendalikannya. Kadang aku merasa kejahatan begitu menguasai hati ini.
Tapi benarkah itu?? Aku tak pernah meminta rasa ini hadir. Bahkan sedikitpun tak
ada rasa benci yang hadir untuk perempuan cantik itu. Aku tak menginginkan
lelaki itu menjadi milikku seutuhnya, meskipun harapan itu ada. Biarlah ia
menemukan apa yang ia cari. Bahkan jika lelaki itu dan perempuan cantik menjadi
sebuah pasangan, aku tak akan mengganggu mereka sedikitpun. Benar. Aku tak akan
mengganggunya, tapi bukankah wajar jika mungkin aku akan merasa sedikit perih??
Tuhan.
Tahukah Engkau malam ini hati ini menangis. Menangisi suatu hal yang
sesungguhnya tak harus ditangisi
Tuhan.
Tahukah Engkau rasa cinta ini tak semakin hilang bahkan semakin
berkembang?? Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Sampai kapan rasa ini ada hingga menghadirkanku dalam sebuah kondisi yang sulit??
Itu cinta. Berfikirlah. Berfikirlah mengapa engkau mencintanya. Dan berfiirlah bagaimana cara engkau mencintainya
Komentar