Malam adalah
sebuah pertanda alam. Ketika semuanya menjadi gelap, dingin menyelundup masuk
ke dalam tubuh dan dedaunan yang bergerak perlahan diterpa angin. Malam memberi
sebuah penjelasan. Ketika putih akan terganti menjadi hitam. Ketika siang akan
berganti dengan malam. Ketika panas menjadi dingin. Dan ketika liukan awan akan
tertutup dengan kelam.
Terkadang malam
akan bergabung bersama mendung. Mereka menjadikan udara menjadi lembab. Pancaran
bintang akan hilang, tertutup oleh awan hitam yang seolah ingin menjadi
penguasa.
Hiruk pikuk
suara dan lampu akan terdengar saat malam mulai menyapa. Ribuan suara klakson
bergemuruh di jalan. Mereka menandakan bahwa malam terkadang menjadi amat
gelap, hingga cahaya lampu pun tak bisa mengalahkannya. Bahkan aku, aku masih
membutuhkan suara sebagai penunjuk arahku.
Malam dan
mendung mungkin tak akan pernah bersatu. Ia menjadi elemen terpisah yang saling
melengkapi. Saling memberikan kelembutan dan kedamaian lelapnya orang mengerjapkan
mata. Mungkin akan menjadi sama seperti hati dan pikiran yang tak bisa berjalan
menjadi satu. Pikiran yang terkadang ingin berbelok ke kanan namun hati menolak
untuk berbelok. Pikiran yang ingin berhenti dan meyerah pada suatu keadaan,
namun apa yang terjadi dengan hati?
Hati yang kosong
bisa menjadi penuh tanpa suatu sebab. Tanpa sebuah celah dan lubang. Hati yang
ia tahu bahwa apa yang ia hadapi bukanlah jeruk manis dan cantik namun tetap
keras menjadikan jeruk yang busuk menjadi manis.
Hati adalah
sebuah alam yang tak bisa tertebak oleh siapapun. Tidak kamu, dia, maupun
engkau. Hati adalah sebuah alam yang berdiri kokoh namun rapuh. Tak ada hati
yang bisa menjadi tegar seperti tembok cina yang berdiri tegak hingga saat
ini. Andai kau tahu tentang sebuah hati,
ia hanya mengharap ketulusan. Ketulusan yang mungkin hampir tidak dimiliki oleh
siapapun. Beruntunglah engkau yang dapat menikmati sebuah ketulusan. Ketulusan yang
baik tanpa sebuah pers. Ketulusan tak membutuhkan sebuah iklan untuk membuat
semua orang tahu.
Engkau yang
disana, hati ini selalu mengharapmu untuk berada disamping selalu. Hati ini
mudah retak olehmu yang begitu mudah engkau sentuh. Hati ini mengharapmu untuk
mengisi hatimu hanya dengan hati ini saja. Dan hati ini begitu takut akan
hilangnya hatimu dari alam pikir. Hati ini tak tahu bagaimana harus bersikap
dalam sebuah kecemburuan yang amat dalam. Hati ini masih tak bisa menerima
hatimu yang masih memberikan panggilan sayang untuk oranglain.
Iya, mungkin
hati ini menjadi terlalu egois. Tak bisa membedakan mana keinginan dan kemauan.
Hati ini begitu membencimu, membencimu yang membuat hati ini jatuh terlalu
dalam. Hati ini hanya bisa berharap, mengharap malam yang selalu bisa
berdampingan dengan mendung namun tak bisa bersatu. Mengharapmu yang mungkin
tak akan pernah bisa bersatu dengan hati ini. Namun bisa berjalan beriringan
dan melengkapi.
Teruntukmu hati yang masih diharapkan, Prayogi. Selamat malam
Komentar